Sabtu, 18 Februari 2012

Sejarah Perkembangan MTs. Darun Najah

SEJARAH PERKEMBANGAN
MADRASAH TSANAWIYAH DARUNNAJAH
NGEMPLAK KIDUL MARGOYOSO PATI
(1968 - 2010)


A. Latar Belakang
    

Di kota Pati tepatnya di Desa Ngemplak Kidul Kec. Margoyoso Kab. Pati Jl. Pati – Tayu Km. 18 berdirilah suatu lembaga pendidikan Dasar yang bernuansa Islami dengan diberi nama Masdrasah Islamiyah/MI, hal ini terjadi sekitar tahun 1963. Proses Belajar Mengajarnya ( KBM ) pada waktu itu selalu tersendat-sendat, bahkan nyaris fakum, karena pada waktu itu stabilitas keamanan di negara kita Indonesia baru mengalami gangguan dari gerakan anti islam yang mengatasnamakan G 30 S/PKI yang dipimpin oleh Muso dan Aidit, namun berkat kegigihan dan keuletan dari para pendirinya yang antara lain seperti : KH. Moh. Fahrurrozi, KH. Zahwan Anwar, Kyai Muzayyin Haromain, Kyai Maksum, K. Dimyati Mughni, H. Jono, Mbah Masyhud, H. Selamet, H. Sudarno dan lain-lain madrasah ini masih tetap dapat dipertahankan, sekalipun methode pendidikannya masih bersifat klasik ( ala pesantren ) seperti : sorogan, bandongan, myhafadzohj ( hafalan ) dan lain-lain, serta tempat belajarnya siswa ( santri ) masih menempati rumah-rumah penduduk karena belum memiliki gedung maupun tanah sendiri untuk ditempati. Alhamdulillah sekitar tahun 1965 seorang tokoh terpandang yang tergolong kaya di desa itu yang bernama H. Jono dengan suke rela memberikan wakaf sebidang tanah dengan luas kurang lebih 800 m2  yang tepatnya berlokasi di jl. Pati – Tayu Km. 18, akhirnya pada tahun 1966 secara resmi tanah tersebut mulai di tempati sebuah bangunan dengan 6 kelas parallel yang relative sangat sederhana, karena dinding-dindingnya masih terbuat dari anyaman bambu dan lantainya masih berwujud tanah yang berdebu, serta nama madrasahnya pada waktu itu juga berganti, dari madrasah Islamiyah diganti dengan nama madrasah Darun Najah. Di awali dari madrasah, sebagai lembaga pendidikan dasar inilah, Darun Najah mulai menampakkan perkembangan yang positif, baik KBM nya maupun sarana prasarananya sehingga mendapatkan perhatian dari masyarakat yang pada umumnya menghendaki agar anak-anaknya mendapat pendidikan agama lebih banyak disbanding di sekolah umum (SD), bisa mengaji tanpa masuk surau atau pesantren. Berkat kegigihan dan perjuangan dari para pengurus dan kontak positif antara kepala madrasah dan maupun para guru dengan masyarakat, mulailah madrasah setapak lebih maju dengan harapan “ HARI INI LEBIH BAIK DI BANDING HARI KEMARIN “  berinovasi serta mengubur sifat takabbur dengan mengutamakan ukhuwah Islamiyah, masing-masing personal di madrasah berupaya memaksimalkan kerjanya berdasar kemampuannya dengan kiat “ Fastabiqul Khoiroot “. Akhirnya pada tahun 1968 berdirilah Madrasah Tsanawiyah Darun Najah yang system pendidikannya juga masih mengikuti ala salafi      ( methode klasik ) sehingga MTs Darun Najah belum menampakkan kemajuannya.

B. Periodesasi Kepempinan MTs. Darun Najah

1. Periode pertama 1968 – 1975 Kyai Dimyati Mughni ( Kepala Madrasah Tsanawiyah Pertama )

Madrasah Tsanawiyah darun Najah memulai kiprahnya dengan menempati kelas-kelas relatife sangat sederhana, dengan dinding yang masih terbuat dari anyaman bambu dan lantai tanah yang berdebu, berukuran 6x7 m2, setiap kelas menampung rata-rata 25 siswa karena mestinya kelas ini hanya dipersiapkan untuk menampung belajar para siswa tingkat Ibtidaiyah  namaun karena siswa Tsanawiyah belum memiliki gedung sendir, terpaksa meminjam gedung MI untuk dipakai belajar para siswa Tsanawiyah dengan bergantian, yang MI masuk pagi dan MTs masuk sore hari, kendalanya siswa tidak bergairah belaja, akhirnya hasil tidak maksimal. Pada jenjang kepemimpinan Kyai Dimyati Mughni ini, system pendidikannya juga masih ala
salafi (klasik) dengan model pengajaran sorogan, hafalan, bandongan dan lain-lain serta belum mengikuti Ujian Persamaan Negeri, dengan kondisi ruang belajar yang belum memenuhi syarat dan sarana gedung yang masih relatife sederhana, serta system pendidikan yang masih klasik sudah barang tentu sangat tidakkondusif, pengembangan belum bisa dilaksanakan karena dana tidak mendukung, input siswa dari golongan ekonomi menengah kebawah, bahkan prosentasi golongan ekonomi lemah lebih banyak, sehingga swadaya BP.3 untuk pengembangan madrasah ini belum dapat diharapkan.

2. Periode kedua 1975 – 1982 Kyai Noorhadi ( Kepala Madrasah Tsanawiyah Kedua )

   Pada masa periode kedua ini, situasi masih tetap sama, namun sudah diusahakan adanya kejelasan lokasi dengan gedung MTs Darunnajah yang pada saat perubahan struktur dahulubelum diperjelas, maka periode ke-2 ini mulai diperjelas. Pada saat itu masyarakat enggan bila disuruh memasukkan anaknya di MTs Darunnajah yang belum begitu maju, bahkan masyarakat seakan tidak kenal dengan apa yang namanya MTs, terbukti bahwa kebanyakan orang mengatakan “ SMP/MTs “ pada saat itu. Jadi seolah-olah MTs sebuah yayasan yang menaungi SMP swasta. Keadaan yang demikian tidak boleh dibiarkan terus menerus, oleh karena itu seluruh jajaran pengurus, kepala madrasah, maupun para guru terpaksa turba ke pelosok-pelosok desa, kampong, serta gunung, untuk memberikan sosialisasi dan mengajak orang tua murid agar memasukkan putra-putrinya di Darunnajah, upaya ini agak mendatangkan hasil, terbukti tahun ajaran baru berikutnya banyak orang tua murid yang dengan suka rela memasukkan putra-putrinya untuk mengenyam pendidikan di MI maupun MTs Darunnajah, siswa berbondong-bondong untuk masuk di Darunnajah, tidak hanya dari masyarakat setempat, namun banyak pula yang datang dari luar desa atau luar kota Pati, seperti Cluwak, Blingoh, Lahar, Rembang, Jepara dan lain-lain.

3. Periode ketiga 1982 – 1987 H. Imam Zarkasi, BA ( Kepala Madrasah Tsanawiyah ketiga )

Melanjutkan usaha kepemimpinan sebelumnya, mulailah Madrasah Tsanawiyah Darunnjajah pada periode ini menampakkan wajah barony, dengan menambah rombongan kelas, dan pemindahan lokasi, sehingga gedungnya berdampingan dengan gedung MA Darunnajah yang berlokasi di desa Ngemplak Kidul-Margoyoso Jl. Soneyan – Sumber. Pada periode ini, yaitu dibawah roda kepemimpinan H. Imam Zarkasi, BA banyak dilakukan perubahan-perubahan terutama dalam hal sytem pendidikannya, yang dulu masih ala salafi ( mata pelajaran yang diajarkan masih seputar kitab-kitab kuning/agama dan belum sepenuhnya mengikuti kurikulum Depag ) karena memang belum direstui oleh para sesepuh selaku pendiri madrasah Darunnajah. Pada periode ini mulai mengikuti kurikulum Depag dan mengikuti ujian persamaan negeri yang ijazahnya di akui sejajar dengan SMP/SLTP, dengan menginduk di MTs Negeri Winong. Harapan dari Kepala Madrasah dan para guru, siswa-siswi yang sudah menamatkan pendidikannya di MTs Darunnajah tidak hanya mendapatkan ijazah local tapi jua memperoleh ijazah negeri yang setingkat dengan SMP/SLTP, usaha yang dilakukan oleh BP. H. Imam Zarkasi, BA selaku kepala madrasah untuk memajukan madrasah ini hanya berlangsung sekitar 5 tahun saja, karena ada pergantian kepala yang baru, beliau H. Imam Zarkasi, BA diberi kepercayaan untuk mengelola di MA Darun Najah.

     4. Periode ke-empat tahun 1987 – 1991 H. Noorrohman ( Kepala Madrasah ke-empat )

   Pada akhir periode kepemimpinan Bapak H. Imam Zarkasi, BA dan awal kepemimpinan Bapak Drs. H. Noorohman, madrasah yang dulu mengikuti ujian persamaan negeri dengan menginduk di MTs Negeri Winong, pada periode ini terpaksa fakum ( berhenti tidak mengikuti ujian persamaan negeri ) karena sebagian pengurus merasa kurang setuju kalau kurikulum local dipadukan dengan kurikulum negeri, kawatir kalau mata pelajaran agama sebagai cirri khas dari madrasah Darunnajah akan banyak yang dihilangkan, hal ini berarti menyalahi tujuan dari para pendiri, sehingga pada periode ini tidak terlihat adanya kemajun, bahkan terkesan mengalami kemunduran.

    5.  Periode kelima tahun 1991 – 2010 Sutoyo, SPd.I ( kepala madrasah kelima )

   Perjuangan memajukan MTs Darunnajah memang betul-betul memerlukan ketekunan dan kegigihan. Saat ini madrasah yang fakum beberapa tahun tidak mengikuti ujian persamaan negeri, pada periode ini mulai diupayakan agar bisa bergabung lagi dengan menginduk di MTs Negeri Winong, para pengurus yang kurang setuju apabila kurikulum local dipadukan dengankurikulum negeri diadakan pendekatan, yang intinya tidak akan menyalahi tujuan dari para pendiri dan tidak akan menghilangkan mata pelajaran agama ( kitab kuning ) yang diajarkan, sehingga para pengurus akhirnya merestui jika siswa-siswinya di Indukkan pada madrasah lain untuk mengikuti ujian persamaan negeri, baik MI, MTs maupun MA. Pada periode ini banyak sekali kemajuan yang diraih, boleh dikatakan pada saat periode kelima inilah awal kemajuan MTs Darunnajah Ngemplak Kidul Margoyoso, berbagai nusaha dilakukan, mulai penataan sarana prasarana, sampai pembenahan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM ) dengan melakukan supervise kepada seluruh aparatur madrasah, pertemuan rutin MGMP, pembenahan administrasi kantor, sampai pelaksanaan bimbingan belajar dan pemberian hadiah kepada siswa-siswi yang berprestasi sebagai upaya untuk memberikan motivasi kemajuan belajar siswa, sehingga pada tahun 1995 kepala MTs Darunnajah memberanikan diri untuk mengajukan akreditasi ke Kandepag Kab. Pati, demi meningkatkan jenjang dari TERDAFTAR menjadi DIAKUI, Alhamdulillah berkat perjuangan dari Kepala Madrasah dan para aparatur yang ada di MTs Darunnajah jenjang “ DIAKUI “ dapat diraih dengan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah, nomor : Wk/5a/PP.00.5/25/96 tanggal, 5 Januari 1996.

   Memasuki tahun 2000 MTs darunnajah Ngemplak Kidul sangat mendapat perhatian khusus dari masyarakat, nama madrasah Darunnajah sudah mulai diperhitungkan. Siswa-siswi MI maupun SD lain banyak yang tertarik untuk masuk di MTs Darunnajah. Daya tarik di Madrasah ini mulai bertambah dan berkembang sejak adanya inovasi, dibawah pimpinan Bapak Sutoyo, S.Pd.I diadakan perubahan wajah gedung madrasah, dari lantai satu menjadi lantai tiga, pembenahan lingkungan, serta menyusun perencanaan yang melibatkan seluruh aparatur madrasah, mulai staf pimpinan dan BP.3, Tata Usaha serta Guru. Kiat-kiat dalam perencanaan didasari oleh prinsip bahwa ;

المحافظة على قديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلاح

“ Menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil perencanaan baru yang lebih baik “

Serta didasari pula dengan prinsip :

“ Tulis apa yang akan dikerjakan. Kerjakan dengan baik apa yang telah ditulis. Perhatikan saran dan kritik serta masukan dari pihak terkait. Dan evaluasi apa yang telah dikerjakan “

   Memasuki tahun 2001 MTs Darun Najah mengajukan Akreditasi ulang ke Kandepag Kab. Pati untuk meningkatkan status dari “ DIAKUI “ menjadi “ DISAMAKAN “ namun hasil yang diperoleh masih tetap sama yaitu “ DIAKUI “ dengan SK dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi jawa Tengah nomor : WK/5a/PP.00.5/844-a/2001. Pada Akreditasi ulang berikutnya yaitu tahun 2005 nilai yang diperoleh juga masih tetap sama, yaitu terakriditasi dengan nilai B ( Baik ) dengan Surat Keputusan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah nomor :                                                    
K w.11.4/4/PP.03.2/624.18.01/2005 tanggal 16 Mei 2005.
  
Upaya untuk meningkatkan kemajuan MTs Darunnajah Ngemplak Kidul maka tahap-tahap yang dilaksanakan adalah :
1. Menetapkan visi dan misi serta tujuan MTs Darunnajah
2.Menjalankan misi serta tujuan sesuai dengan visi yang telah ditetapkan maka perlu ditegakkan kedisiplinan di MTs Darunnajah
3. Disiplin dalam segala bidang yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan harus diwujudkan oleh :
    * Kepala madrasah dan seluruh staf pimpinan
    * Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan
    * Seluruh karyawan sebagai tenaga kependidikan
    * Seluruh siswa selaku peserta didik

4. Peningkatan kualitas.
    Kualitas yang dimaksud adalah menyangkut secara keseluruhan, sesuai dengan visi dan misimadrasah serta tujuan MTs Darunnajah Ngemplak Kidul. Oleh karena itu garapannya adalah :

a.   Peningkatan kualitas guru dan karyawan :
    Pertama : peningkatan kualitas guru ini diutamakan karena guru sebagai ujung tombak terwujudnya pencapaian tujuan, cara yang dilakukan adalah :
·         Pembenahan sertivikasi bagi yang belum memiliki kelayakan mengajar karena tidak ada akta mengajar maka harus mengikuti pendidikan untuk memperoleh akta mengajar
       Kedua : peningkatan kualitas karyawan :
·         Diadakan pembagian tugas secara rinci sesuai dengan kemampuan masing-masing
·         Diadakan supervise dalam rangka peningkatan kinerja karyawan
·         Mengikutsertakan pelatihan-pelatihan
b. Kualitas siswa dipacu terus dengan meningkatkan sarana prasarana, pengaturan penggunaan sarana prasarana, pemantauan serta pembinaan belajar intensif namun tidak bersifat kaku.
5. Pembenahan lingkungan dan penambahan sarana prasarana
6. Penerapan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah (MPMBM) sesuai dengan apa yang yang telah diupayakan di MTs Darunnajah Ngemplak Kidul bahwa pelaksanaan manajemen diarahkan pada peningkatan kualitas madrasah, maka dijalinlah kerja sama dengan sebaik-baiknya antara pihak madrasah dan orang tua siswa, serta organisasi yang merupakan wakil dari orang tua siswa ( BP.3 ) serta masyarakat lingkungan madrasah dan dunia usaha disekitar madrasah. Hal ini diterapkan sejak kepemimpinan periode ketiga, dan dilanjutkan pada periode keempat dan kelima dengan lebih dimantapkan melalui pembentukan Majlis Madrasah mengacu pada SK. Dirjen Kelembagaan Agama Islam tentang pengangkatan Kepala Madrasah. Ternyata sitem manejemen yang diterapkan di MTs Darun Najah Ngemplak Kidul yang difokuskan pada mutu, transparan, pemberdayaan masyarakat, berkelanjutan dan mengadakan pendekatan perencanaan yang lebih fleksibel, ini sesuai dengan pendekatan (MPMBM ) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah dimana tujuan MPMBM seperti diartikualisikan pada buku manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah terbitan Direktorat Menengah Umum tahun 2001 adalah sebagai berikut :  
a.     Peningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memberdayakan sumber daya yang tersedia
b.    Peningkatan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama
c.     Mingkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya
d.    Meningkatkan kompetisi yang sehat antara sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai

Berkat kegigihan para aparatur madrasah maka siswa – siswinya dapat bersaing dengan sekolah – sekolah sederajad, bahkan mampu meraih prestasi akademik, lomba pidato bahasa arab tingkat Propinsi Jawa Tengah, dan prestasi non akademik, lomba kaligrafi, bulu tangkis, voly dan lain-lain ditingkat Kabupaten, maupun Propinsi, bahkan NEM yang diperoleh MTs Darun Najah tidak kalah dengan sekolah-sekolah lain yang sederajad di wilayah KKMTs Negeri Margoyoso, mudah-mudahan prestasi yang diraih MTs Darunnajah dari tahun ke tahun dapat meningkat dan mutu pendidikannya dapat mencapai taraf Nasional serta selalu eksis ditengah-tengah masyarakat. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar