SEJARAH
PERKEMBANGAN
MADRASAH
TSANAWIYAH DARUNNAJAH
NGEMPLAK
KIDUL MARGOYOSO PATI
(1968 - 2010)
A. Latar Belakang
Di kota
Pati tepatnya di Desa Ngemplak Kidul Kec. Margoyoso Kab. Pati Jl. Pati – Tayu
Km. 18 berdirilah suatu lembaga pendidikan Dasar yang bernuansa Islami dengan
diberi nama Masdrasah Islamiyah/MI, hal ini terjadi sekitar tahun 1963. Proses
Belajar Mengajarnya ( KBM ) pada waktu itu selalu tersendat-sendat, bahkan
nyaris fakum, karena pada waktu itu stabilitas keamanan di negara kita
Indonesia baru mengalami gangguan dari gerakan anti islam yang mengatasnamakan
G 30 S/PKI yang dipimpin oleh Muso dan Aidit, namun berkat kegigihan dan
keuletan dari para pendirinya yang antara lain seperti : KH. Moh. Fahrurrozi,
KH. Zahwan Anwar, Kyai Muzayyin Haromain, Kyai Maksum, K. Dimyati Mughni, H.
Jono, Mbah Masyhud, H. Selamet, H. Sudarno dan lain-lain madrasah ini masih
tetap dapat dipertahankan, sekalipun methode pendidikannya masih bersifat
klasik ( ala pesantren ) seperti : sorogan, bandongan, myhafadzohj ( hafalan )
dan lain-lain, serta tempat belajarnya siswa ( santri ) masih menempati
rumah-rumah penduduk karena belum memiliki gedung maupun tanah sendiri untuk
ditempati. Alhamdulillah sekitar tahun 1965 seorang tokoh terpandang yang
tergolong kaya di desa itu yang bernama H. Jono dengan suke rela memberikan
wakaf sebidang tanah dengan luas kurang lebih 800 m2 yang tepatnya berlokasi di jl. Pati – Tayu
Km. 18, akhirnya pada tahun 1966 secara resmi tanah tersebut mulai di tempati
sebuah bangunan dengan 6 kelas parallel yang relative sangat sederhana, karena
dinding-dindingnya masih terbuat dari anyaman bambu dan lantainya masih
berwujud tanah yang berdebu, serta nama madrasahnya pada waktu itu juga
berganti, dari madrasah Islamiyah diganti dengan nama madrasah Darun Najah. Di
awali dari madrasah, sebagai lembaga pendidikan dasar inilah, Darun Najah mulai
menampakkan perkembangan yang positif, baik KBM nya maupun sarana prasarananya
sehingga mendapatkan perhatian dari masyarakat yang pada umumnya menghendaki
agar anak-anaknya mendapat pendidikan agama lebih banyak disbanding di sekolah
umum (SD), bisa mengaji tanpa masuk surau atau pesantren. Berkat kegigihan dan perjuangan
dari para pengurus dan kontak positif antara kepala madrasah dan maupun para
guru dengan masyarakat, mulailah madrasah setapak lebih maju dengan harapan “
HARI INI LEBIH BAIK DI BANDING HARI KEMARIN “
berinovasi serta mengubur sifat takabbur dengan mengutamakan
ukhuwah Islamiyah, masing-masing personal di madrasah berupaya memaksimalkan
kerjanya berdasar kemampuannya dengan kiat “ Fastabiqul Khoiroot “. Akhirnya
pada tahun 1968 berdirilah Madrasah Tsanawiyah Darun Najah yang system
pendidikannya juga masih mengikuti ala salafi ( methode klasik ) sehingga MTs Darun
Najah belum menampakkan kemajuannya.
B. Periodesasi Kepempinan MTs. Darun Najah
1. Periode pertama 1968 –
1975 Kyai Dimyati Mughni ( Kepala Madrasah Tsanawiyah Pertama )
Madrasah Tsanawiyah darun Najah memulai
kiprahnya dengan menempati kelas-kelas relatife sangat sederhana, dengan
dinding yang masih terbuat dari anyaman bambu dan lantai tanah yang berdebu,
berukuran 6x7 m2, setiap kelas menampung rata-rata 25 siswa karena
mestinya kelas ini hanya dipersiapkan untuk menampung belajar para siswa
tingkat Ibtidaiyah namaun karena siswa
Tsanawiyah belum memiliki gedung sendir, terpaksa meminjam gedung MI untuk
dipakai belajar para siswa Tsanawiyah dengan bergantian, yang MI masuk pagi dan
MTs masuk sore hari, kendalanya siswa tidak bergairah belaja, akhirnya hasil
tidak maksimal. Pada jenjang kepemimpinan Kyai Dimyati Mughni ini, system
pendidikannya juga masih ala
salafi (klasik) dengan model pengajaran sorogan, hafalan,
bandongan dan lain-lain serta belum mengikuti Ujian Persamaan Negeri, dengan
kondisi ruang belajar yang belum memenuhi syarat dan sarana gedung yang masih
relatife sederhana, serta system pendidikan yang masih klasik sudah barang
tentu sangat tidakkondusif, pengembangan belum bisa dilaksanakan karena dana
tidak mendukung, input siswa dari golongan ekonomi menengah kebawah, bahkan
prosentasi golongan ekonomi lemah lebih banyak, sehingga swadaya BP.3 untuk
pengembangan madrasah ini belum dapat diharapkan.
2. Periode kedua 1975 –
1982 Kyai Noorhadi ( Kepala Madrasah Tsanawiyah Kedua )
Pada masa periode
kedua ini, situasi masih tetap sama, namun sudah diusahakan adanya kejelasan
lokasi dengan gedung MTs Darunnajah yang pada saat perubahan struktur
dahulubelum diperjelas, maka periode ke-2 ini mulai diperjelas. Pada saat itu
masyarakat enggan bila disuruh memasukkan anaknya di MTs Darunnajah yang belum
begitu maju, bahkan masyarakat seakan tidak kenal dengan apa yang namanya MTs,
terbukti bahwa kebanyakan orang mengatakan “ SMP/MTs “ pada saat itu. Jadi
seolah-olah MTs sebuah yayasan yang menaungi SMP swasta. Keadaan yang demikian
tidak boleh dibiarkan terus menerus, oleh karena itu seluruh jajaran pengurus,
kepala madrasah, maupun para guru terpaksa turba ke pelosok-pelosok desa,
kampong, serta gunung, untuk memberikan sosialisasi dan mengajak orang tua
murid agar memasukkan putra-putrinya di Darunnajah, upaya ini agak mendatangkan
hasil, terbukti tahun ajaran baru berikutnya banyak orang tua murid yang dengan
suka rela memasukkan putra-putrinya untuk mengenyam pendidikan di MI maupun MTs
Darunnajah, siswa berbondong-bondong untuk masuk di Darunnajah, tidak hanya
dari masyarakat setempat, namun banyak pula yang datang dari luar desa atau
luar kota Pati, seperti Cluwak, Blingoh, Lahar, Rembang, Jepara dan lain-lain.
3. Periode ketiga 1982 –
1987 H. Imam Zarkasi, BA ( Kepala Madrasah Tsanawiyah ketiga )
Melanjutkan usaha kepemimpinan
sebelumnya, mulailah Madrasah Tsanawiyah Darunnjajah pada periode ini
menampakkan wajah barony, dengan menambah rombongan kelas, dan pemindahan
lokasi, sehingga gedungnya berdampingan dengan gedung MA Darunnajah yang
berlokasi di desa Ngemplak Kidul-Margoyoso Jl. Soneyan – Sumber. Pada periode
ini, yaitu dibawah roda kepemimpinan H. Imam Zarkasi, BA banyak dilakukan
perubahan-perubahan terutama dalam hal sytem pendidikannya, yang dulu masih ala
salafi ( mata pelajaran yang diajarkan masih seputar kitab-kitab kuning/agama
dan belum sepenuhnya mengikuti kurikulum Depag ) karena memang belum direstui
oleh para sesepuh selaku pendiri madrasah Darunnajah. Pada periode ini mulai
mengikuti kurikulum Depag dan mengikuti ujian persamaan negeri yang ijazahnya
di akui sejajar dengan SMP/SLTP, dengan menginduk di MTs Negeri Winong. Harapan
dari Kepala Madrasah dan para guru, siswa-siswi yang sudah menamatkan
pendidikannya di MTs Darunnajah tidak hanya mendapatkan ijazah local tapi jua
memperoleh ijazah negeri yang setingkat dengan SMP/SLTP, usaha yang dilakukan
oleh BP. H. Imam Zarkasi, BA selaku kepala madrasah untuk memajukan madrasah
ini hanya berlangsung sekitar 5 tahun saja, karena ada pergantian kepala yang
baru, beliau H. Imam Zarkasi, BA diberi kepercayaan untuk mengelola di MA
Darun Najah.
4. Periode ke-empat
tahun 1987 – 1991 H. Noorrohman ( Kepala Madrasah ke-empat )
Pada akhir periode
kepemimpinan Bapak H. Imam Zarkasi, BA dan awal kepemimpinan Bapak Drs. H.
Noorohman, madrasah yang dulu mengikuti ujian persamaan negeri dengan menginduk
di MTs Negeri Winong, pada periode ini terpaksa fakum ( berhenti tidak
mengikuti ujian persamaan negeri ) karena sebagian pengurus merasa kurang
setuju kalau kurikulum local dipadukan dengan kurikulum negeri, kawatir kalau
mata pelajaran agama sebagai cirri khas dari madrasah Darunnajah akan banyak
yang dihilangkan, hal ini berarti menyalahi tujuan dari para pendiri, sehingga
pada periode ini tidak terlihat adanya kemajun, bahkan terkesan mengalami
kemunduran.
5. Periode kelima tahun
1991 – 2010 Sutoyo, SPd.I ( kepala madrasah kelima )
Perjuangan
memajukan MTs Darunnajah memang betul-betul memerlukan ketekunan dan kegigihan.
Saat ini madrasah yang fakum beberapa tahun tidak mengikuti ujian persamaan
negeri, pada periode ini mulai diupayakan agar bisa bergabung lagi dengan
menginduk di MTs Negeri Winong, para pengurus yang kurang setuju apabila
kurikulum local dipadukan dengankurikulum negeri diadakan pendekatan, yang intinya
tidak akan menyalahi tujuan dari para pendiri dan tidak akan menghilangkan mata
pelajaran agama ( kitab kuning ) yang diajarkan, sehingga para pengurus
akhirnya merestui jika siswa-siswinya di Indukkan pada madrasah lain untuk
mengikuti ujian persamaan negeri, baik MI, MTs maupun MA. Pada periode ini
banyak sekali kemajuan yang diraih, boleh dikatakan pada saat periode kelima
inilah awal kemajuan MTs Darunnajah Ngemplak Kidul Margoyoso, berbagai nusaha
dilakukan, mulai penataan sarana prasarana, sampai pembenahan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM ) dengan melakukan supervise kepada seluruh aparatur madrasah,
pertemuan rutin MGMP, pembenahan administrasi kantor, sampai pelaksanaan
bimbingan belajar dan pemberian hadiah kepada siswa-siswi yang berprestasi sebagai
upaya untuk memberikan motivasi kemajuan belajar siswa, sehingga pada tahun
1995 kepala MTs Darunnajah memberanikan diri untuk mengajukan akreditasi ke
Kandepag Kab. Pati, demi meningkatkan jenjang dari TERDAFTAR menjadi DIAKUI,
Alhamdulillah berkat perjuangan dari Kepala Madrasah dan para aparatur yang ada
di MTs Darunnajah jenjang “ DIAKUI “ dapat diraih dengan SK Kepala Kantor
Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah, nomor : Wk/5a/PP.00.5/25/96
tanggal, 5 Januari 1996.
Memasuki tahun 2000
MTs darunnajah Ngemplak Kidul sangat mendapat perhatian khusus dari masyarakat,
nama madrasah Darunnajah sudah mulai diperhitungkan. Siswa-siswi MI maupun SD
lain banyak yang tertarik untuk masuk di MTs Darunnajah. Daya tarik di Madrasah
ini mulai bertambah dan berkembang sejak adanya inovasi, dibawah pimpinan Bapak
Sutoyo, S.Pd.I diadakan perubahan wajah gedung madrasah, dari lantai satu
menjadi lantai tiga, pembenahan lingkungan, serta menyusun perencanaan yang
melibatkan seluruh aparatur madrasah, mulai staf pimpinan dan BP.3, Tata Usaha
serta Guru. Kiat-kiat dalam perencanaan didasari oleh prinsip bahwa ;
المحافظة على قديم الصالح والأخذ
بالجديد الأصلاح
“ Menjaga tradisi lama yang baik
dan mengambil perencanaan baru yang lebih baik “
Serta didasari pula dengan prinsip :
“ Tulis
apa yang akan dikerjakan. Kerjakan dengan baik apa yang telah ditulis.
Perhatikan saran dan kritik serta masukan dari pihak terkait. Dan evaluasi apa
yang telah dikerjakan “
Memasuki tahun 2001
MTs Darun Najah mengajukan Akreditasi ulang ke Kandepag Kab. Pati untuk
meningkatkan status dari “ DIAKUI “ menjadi “ DISAMAKAN “ namun hasil yang
diperoleh masih tetap sama yaitu “ DIAKUI “ dengan SK dari Kepala Kantor
Wilayah Departemen Agama Propinsi jawa Tengah nomor : WK/5a/PP.00.5/844-a/2001.
Pada Akreditasi ulang berikutnya yaitu tahun 2005 nilai yang diperoleh juga
masih tetap sama, yaitu terakriditasi dengan nilai B ( Baik ) dengan Surat
Keputusan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah nomor
:
K w.11.4/4/PP.03.2/624.18.01/2005 tanggal 16 Mei 2005.
Upaya untuk meningkatkan kemajuan MTs
Darunnajah Ngemplak Kidul maka tahap-tahap yang dilaksanakan adalah :
1. Menetapkan visi dan misi serta tujuan MTs Darunnajah
2.Menjalankan misi serta tujuan
sesuai dengan visi yang telah ditetapkan maka perlu ditegakkan kedisiplinan di
MTs Darunnajah
3. Disiplin dalam segala bidang yang
terkait dengan pelaksanaan pendidikan harus diwujudkan oleh :
* Kepala madrasah dan seluruh staf pimpinan
*
Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan
*
Seluruh karyawan sebagai tenaga kependidikan
*
Seluruh siswa selaku peserta didik
4. Peningkatan kualitas.
Kualitas
yang dimaksud adalah menyangkut secara keseluruhan, sesuai dengan visi dan
misimadrasah serta tujuan MTs Darunnajah Ngemplak Kidul. Oleh karena itu
garapannya adalah :
a. Peningkatan kualitas guru dan karyawan :
Pertama : peningkatan kualitas guru ini
diutamakan karena guru sebagai ujung tombak terwujudnya pencapaian tujuan, cara
yang dilakukan adalah :
·
Pembenahan sertivikasi bagi
yang belum memiliki kelayakan mengajar karena tidak ada akta mengajar maka
harus mengikuti pendidikan untuk memperoleh akta mengajar
Kedua
: peningkatan kualitas karyawan :
·
Diadakan pembagian tugas
secara rinci sesuai dengan kemampuan masing-masing
·
Diadakan supervise dalam
rangka peningkatan kinerja karyawan
·
Mengikutsertakan
pelatihan-pelatihan
b. Kualitas siswa
dipacu terus dengan meningkatkan sarana prasarana, pengaturan penggunaan sarana
prasarana, pemantauan serta pembinaan belajar intensif namun tidak bersifat
kaku.
5. Pembenahan lingkungan dan penambahan
sarana prasarana
6. Penerapan
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah (MPMBM) sesuai dengan apa yang
yang telah diupayakan di MTs Darunnajah Ngemplak Kidul bahwa pelaksanaan
manajemen diarahkan pada peningkatan kualitas madrasah, maka dijalinlah kerja
sama dengan sebaik-baiknya antara pihak madrasah dan orang tua siswa, serta
organisasi yang merupakan wakil dari orang tua siswa ( BP.3 ) serta masyarakat
lingkungan madrasah dan dunia usaha disekitar madrasah. Hal ini diterapkan
sejak kepemimpinan periode ketiga, dan dilanjutkan pada periode keempat dan
kelima dengan lebih dimantapkan melalui pembentukan Majlis Madrasah mengacu
pada SK. Dirjen Kelembagaan Agama Islam tentang pengangkatan Kepala Madrasah.
Ternyata sitem manejemen yang diterapkan di MTs Darun Najah Ngemplak Kidul yang
difokuskan pada mutu, transparan, pemberdayaan masyarakat, berkelanjutan dan
mengadakan pendekatan perencanaan yang lebih fleksibel, ini sesuai dengan
pendekatan (MPMBM ) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah dimana tujuan
MPMBM seperti diartikualisikan pada buku manajemen peningkatan mutu berbasis
sekolah terbitan Direktorat Menengah Umum tahun 2001 adalah sebagai berikut
:
a. Peningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengelola, memberdayakan sumber daya yang tersedia
b. Peningkatan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama
c. Mingkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat,
dan pemerintah tentang mutu sekolahnya
d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antara sekolah tentang mutu
pendidikan yang akan dicapai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar