Sabtu, 18 Februari 2012

Sifat Wahdaniyah

SIFAT WAHDANIYAH

A.  Arti Sifat Wahdaniyyah
Sifat Wahdaniyyah bagi Allah SWT mengandung arti bahwa Allah adalah satu di dalam dzat, sifat dan segala perbuatan-Nya.

a.    Allah satu di dalam dzat-Nya bermakna tidak ada dzat yang menyerupai dzat Allah dan dzat Allah itu tidak tersusun dari beberapa anggota atau bagian. Karna dzat yang tersusun dari beberapa bagian (juz) merupakan salah satu dari sifat-sifat makhluk. Sedangkan Allah dibersihkan dari hal yang menyerupai sifat makhluk-Nya.

b.    Allah satu di dalam sifatnyabermakna tidak ada seorang pun yang memiliki sifat yang sama dengan sifat Allah SWT. Jadi tidak ada satu pun orang yang memiliki kekuasan (Qudroh) maupun keinginan (Irodah) yang sama dengan kekuasan dan keinginan Allah. Begitu juga dengan sifat-sifat Allah yang lain yang tidak akan mungkin sama dengan sifat makhluk-Nya. Selain itu Allah juga tidak mungkin memiliki dua sifat yang mengandung nama dan arti yang sama. Seperti adanya dua sifat qudroh Allah, dua sifat Irodah dan dua sifat ‘Ilmun. Akan tetapi sifat qudroh, irodah dan ‘ilmu Allah itu hanyalah satu.

c.    Allah satu di dalam perbuatan-Nyabermakna segala perbuatan yang ada di dunia ini adalah milik Allah. Jadi tidak ada satupun perbuatan makhluk baik yang bersifat disengaja (ikhtiyari)  ataupun yang tidak disengaja (Idlthirory) tanpa kehendak Allah SWT. Adapun makhluk yang berbuat ikhtiyar itu tidak memberikan hasil apa-apa kecuali akan mendapatkan pahala karna anugerah Allah dan mendapatkan siksaan karna keadilan-Nya. Tidak terkecuali mukjizat para rosul Allah SWT dan Karomah para wali-Nya itu juga diciptakan oleh Allah.

Jika sifat wahdaniyyah telah ditetapkan bagi Allah maka sudah barang tentu Allah disucikan dari keberadaan Al-kumumul Khomsah al-Masyhuroh (lima kam yang terkenal).Al-kumumul Khomsah al-Masyhuroh tersebut yaitu  Kam Munfashil Fidzdzat, Kam Muttashil Fidzdzat, Kam Munfashil Fishshifat, Kam Muttashil Fishshifat dan Kam Munfashil Fil-Af’al.

1.      Kam Munfashil Fidzdzat
Artinya, ada dzat yang sama dengan dzat Allah. Jadi bisa dikatakan ada makhluk yang memiliki bentuk yang sama dengan bentuk Allah. Hal ini sangat muhal bagi Allah.

2.      Kam Muttashil Fidzdzat
Artinya, Dzat Allah itu tersusun dari beberapa bagian seperti dzat manusia yang tersusun dari daging, tulang, darah dan sebagainya. Hal ini juga sangat muhal bagi Allah.

3.      Kam Munfashil Fishshifat
Artinya, Ada satu makhluk yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifat Allah. Hal ini juga sangat muhal bagi Allah.

4.      Kam Muttashil Fishshifat
Artinya, Allah itu memiliki dua sifat yang memiliki nama dan arti yang sama. Jadi dapat dikatakan bahwa seperti sifat qudroh, irodah, ‘ilmu dan sifat-sifat Allah yang lain tidak ada yang ganda. Dengan begitu sifat qudroh Allah yang digunakan untuk mewujudkan sesuatu yang kecil juga digunakan untuk mewujudkan sesuatu yang besar, sifat irodah Allah yang digunakan untuk menginginkan sesuatu yang sedikit juga digunakan untuk menginginkan sesuatu yang banyak dan sifat ‘ilmu Allah yang digunakan untuk mengetahui sesuatu yang sedikit juga digunakan untuk mengetahui sesuatu yang banyak dan seterusnya.
5.      Kam Munfashil Fil-Af’al
Artinya, Ada satu makhluk yang memiliki perbuatan seperti perbuatan Allah. Hal ini muhal bagi Allah karena segala perbuatan adalah ciptakan Allah. Allah berfirman :
"والله خالق على كل شئ"              
“Allah yang menciptakan segala sesuatu”          
"والله خلقكم وما تعملون"
“Allah yang menciptakan kalian semua dan apa yang kalian perbuat”


Catatan :
Sebagian ulama’ mengatakan bahwa Kam Muttashil fil-af’al itu tidak ada. Tapi sebetulnya hal itu sepenuhnya tidak benar. Kam Muttashil Fil-af’al tetap ada dengan arti bahwa Allah itu memiliki teman yang membantu dalam segala perbuatan-Nya.


Bukti yang menunjukkan bahwa Allah SWT bersifat wahdaniyyah ialah wujud dari alam semesta.

Cara untuk merasionalkan dalil tersebut melalui urutan-urutan sebagai berikut: Seumpama keberadaan Allah sebagai tuhan ada tuhan yang lain (sekutu) tentu akan memunculkan banyak kerusakan.Firman Allah:

لو كان فيهما ألهة إلا الله لفسدتا
“Apabila di langit dan bumi ada tuhan selain Allah maka keduanya telah rusak”
Karna sangat mungkin adanya dua tuhan atau bahkan lebih mempunyai irodah atau keinginan yang berbeda. Satu contoh! Allah menginginkan bentuk bumi ini bulat dan tuhan yang satunya menginikan bentuk kotak, apakah kira-kira yang akan terjadi??? Jika hal itu yang terjadi bumi dan langit tentu keadaan dan bentuknya tidak akan pernah bisa kita lihat seperti yang kita saksikan sampai sekarang ini. Nah, inilah yang menjadikan bukti bahwa alam semesta ini adalah wujud dari Allah bersifat wahdaniyyah.

Adapun kebalikan sifat wahdaniyyah Allah adalah sifat ta’addud.

Sumber : Syekh Muhammad An-Nawawi Al-Jawi, Kitab Fathul Majid

4 komentar:

  1. assalamualaikum
    saya mau nanya ,tentang permasalahan dimanakah Allah berada,saya bingung karna banyak perbedaan pendapat ....
    ada yang bilang Allah istiwa' di atas arsyi berdasarkan dalil alqur'an qs.thaha;5 ...apakah istiwa' trmasuk menyamai makhluq ..mohon jawabannya
    bsa di bls lewat email saya mahfud.ardiyansah@yahoo.com
    terimakasih sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau anda percaya adanya Allah, anda akan tau bahwa Allah berada dimana mana

      Hapus
  2. al faqier,

    Allah bukan jirim mahupun jisim yang menempati ruang dan tempat. Allah tidak perlukan tempat untuk wujud. Allah itu "berdiri" dengan sendirinya, tanpa memerlukan bantuan apa2 pun. Allah bukan di atas, bawah, depan, belakang, kiri, kanan, timur barat utara selatan. Allah tidak tertakluk kpd mana2 ruang atau pihak. Tiada apa pun yang menakluk Allah.

    Ulama2 salaf menyerahkan maksud istawa kpd Allah.
    Ulama Khalaf mentakwilkan (memberi makna yang selayaknya bagi Tuhan) istawa sebagai menguasai.

    Golongan wahabbi menterjemahkan spt Allah duduk, berdiri dan sbgnya di Arasy. Ini bersalahan dengan tauhid yang benar kerana perbuatan Allah tidak sama dgn perbuatan mahkluk. Allah tidak perlukan duduk. Duduk pula memerlukan anggota spt punggung dan sbgnya. Hal ini menyebabkan waham (syak dan curiga) kpd orang awam seperti membayangkan jisim Allah dgn anggota2 yang disebutkan. Serta, jika Allah duduk di Arasy, maka ada ruang yang LEBIH BESAR daripada Allah untuk menempatkan Allah. Ini menunjukkan Allah itu lebih kecil drpd makhluknya. Fahaman seperti ini perlu dijauhkan.

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum
    Syukran atas ilmunya
    Segola kita selalu dalam rahmat Allah SWT.
    Kunjungi juga ya blog kami

    https://seruankemuliaan.blogspot.co.id/

    Kumpulan pengetahuan Islami kini dan masa depan

    BalasHapus